Sabtu, 28 Juli 2012


“ Bahtera di Ujung            Dermaga ”
         Minggu pagi itu, seperti biasa Ellayyin sedang duduk-duduk di gazebo tepi  taman dekat rumahnya sembari membaca sebuah buku berjudul “ Laa Tahzan-jangan bersedih”, kesukaannya. Ketika larut dalam membaca buku tersebut, tiba-tiba ia dikagetkan oleh kedatangan seorang ikhwan (baca : lelaki) yang belum sama sekali dikenalnya. Lelaki dengan penampilannya yang sok gaul itu memandang lurus ke wajah Ellayyin dengan tangan terlipat di atas meja, tempat Ellayyin membaca buku.
         “Ma’af…  ada apa ya? Apa aku mengenalmu ?” diletakkan Ellayyin gelas berisi jus alpukat  itu ke meja, sembari berpindah tempat duduk agar jauh dari lelaki asing itu.
                                 

         “Belum.” Jawab yang ditanya tenang, menebar senyuman.
         “Lalu maumu apa?”
“Kenalan sama kamu. Mungkin bisa dilanjutkan ke taraf yang lain.”
“Apa maksudmu? Dan kenapa aku harus mengenalmu?” Ellayyin tidak suka dengan sikap lelaki itu dan merasa harus memperlihatkan reaksi sejujurnya.
“ Aku bisa memberi sesuatu yang selama ini kau cari.”
“Oya? Memangnya kau tau?”
“Cinta itu anugerah. Kita tidak bisa memilih kepada siapa anugerah itu dijatuhkan. Begitu pula dengan apa yang sekarang kita rasakan, rasa cinta yang begitu tulus menyatukan kita dalam satu hati… “
“Aku nggak ngerti, maksudmu apa?” jawab Ellayyin sekenanya.
Nggak ada maksud sayaang….”
“WHAT??? Who are you ?”
“Okey, let me introduce my self, I’m Rifki.” Dijulurkannya tangan kanannya sebagai tanda ingin bersalaman.
“Hah??? Rifki siapa?” jawab Ellayyin kaget sampai buku yang dibacanya dari tadi, terjatuh. Segera Ellayyin dan lelaki yang bernama Rifki itu mengambil buku tersebut secara bersamaan. Ellayyin yang begitu kaget dan tak percaya ketika lelaki itu menyebutkan namanya, dibuat salting sampai tidak menghiraukan niat lelaki itu ketika ia ingin bersalaman dengannya, sehingga dengan sengaja atau tidak, tangan lelaki itu memegang tangan Ellayyin.
“Ma’af…“ Ellayyin berusaha melepaskan genggaman tangan Rifki yang begitu erat.
“Ellayyin Nur Fathimah… apakah kau tak mengenalku?”
“Ku rasa tidak, .. hmm, ma’af aku ada urusan.” Dimasukkan buku berjudul Laa Tahzan-jangan bersedih itu ke dalam tas ranselnya. Dan dengan segera,  Ellayyin pergi meninggalkan Rifki tanpa pikir panjang.
“Aku Rifki Haifany Rakhman, hunn…. Aku pacarmu” Teriak lelaki itu ketika tau Ellayyin mulai jauh dari dirinya.
“Hunn? Apa maksudnya? Lho apakah dia kiki, pacarku di dunia maya itu? Kok aku nggak mengenalnya sih…. Haduuh, kenapa dia ada disini? Bagaimana dia tahu kalau aku ada di tempat ini?” Gumam Ellayyin dengan beribu pertanyaan dalam batinnya.
Yah, ia memang begitu shock dengan  kenyataan yang harus dihadapinya saat ini. Bagaimana tidak, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, tiba – tiba kiki, lelaki yang selama 3 bulan ini begitu istimewa di hati Ellayyin, tiba-tiba muncul di dunia nyata, bahkan dihadapannya saat itu. Yah, Rifki adalah pacar Ellayyin. Ia adalah seorang mahasiswa berprestasi  di Uneversitas Islam Indonesia (UII). Mereka berdua dipertemukan lewat fasilitas dunia maya, yaitu berawal dari teman di facebook lalu berkomunikasi hampir setiap hari melalui handphone, mereka pun sudah saling tahu karakter dan fisik masing-masing, hingga akhirnya selama kurang lebih 8 bulan masa PDKT, mereka berdua resmi berpacaran, tepat pada saat pembukaan piala dunia 2010, yaitu 11 Juni 2010, Rifki menyatakan cintanya kepada Ellayyin.
Cinta yang hakiki ialah cinta oleh akal dan hati…..bukan karena iman… wah hebat ya??? Tanpa melihat atau berjumpa, ia sudah bertaut dan dapat dirasa karena bersatu adalah hati, bukannya fizikal.
Kereta diciptakan dengan kuasa untuk bergerak, tetapi pergerakannya perlu diatur dan dikawal. Begitulah cinta, ia adalah kuasa, tetapi kuasa itu memerlukan peraturan dan kawalan. Sebagaimana jasad memerlukan makanan, begitu juga halnya dengan jiwa yang memerlukan cinta. Allah menciptakan naluri tersebut (Harizah Nau’ ) karena ingin menyelamatkan, membahagiakan dan menentramkan jiwa manusia. Tetapi cinta sekarang banyak meruntuhkan arti kemanusiaan itu sendiri. Bukannya menyelamatkan, tetapi merosakkan.
Hukum cinta perlu dipatuhi agar maksud penciptaanya tercapai. Cintailah sesiapapun, asalkan cinta itu dapat memberi lorong yang sebaik-baiknya untuk terus mencintai Allah. Cinta itu harus dibina diatas dasar cinta kepada Allah. Sebagai bukti, kita akan mendahulukan kehendak kecintaan kita kepada Allah melebihi kehendak kecintaan kita kepada yang lain.
Ellayyin yang sedari tadi terdiam, tampak beribu pertanyaan mengelilinginya, memaksanya untuk segera menjawab sampai tuntas, ia terlihat bimbang. Dan tiba – tiba…
“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikumsalam, ” jawab Ellayyin sembari membalikkan badan, menghadap ke arah orang yang mengucap salam itu.
“Akhirnya, senang bertemu denganmu… J ” Seseorang itu menatap tajam wajah Ellayyin hingga ia terdiam tertunduk. Dia adalah Rifki.
“Kiki… “
“Iya hunn, Alhamdulillah sadar juga ini anak,”
“Kenapa nggak bilang-bilang sih… kalau mau ketemu aku? Tanya Ellayyin jengkel.
Pengen kasih kamu surprise aja, kenapa?” Rifki meraih tangan Ellayyin, mengajaknya  duduk di gazebo tadi.
“Hmm… ya kaget aja, tiba-tiba kamu nongol aja di depanku… hehe.”
Jawab Ellayyin mulai santai dan segera melepaskan genggaman tangan Rifki.
“Hunn…” Rifki tersenyum nakal, sambil kedua matanya melirik-lirik ke arah Ellayyin.
“Apa??? Kangen yaa? Hehe…” Ellayyin menggoda.
“Iya, kangeeeen bangeetzzz… kok tau sih?” Pandangan Rifki sama sekali tak terlepas dari tatapan tajamnya ke mata Ellayyin.
Yah, cinta memang dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat. Bahkan, sampai ada pepatah yang mengatakan, kalau cinta sudah melekat, tai kucing rasa coklat. Oleh karena itu, tak heran jikalau banyak pasangan dua sejoli yang sedang dimabuk cinta begitu asyik saling memadu kasih, seolah tidak ada yang melihat dan memperhatikan mereka, mereka lupa bahwasanya ALLAH Maha Melihat lagi Maha Mengetahui, termasuk pula apa yang ada di dalam hati kita. Oleh karena hal itu akan mendorongnya kepada perbuatan yang diharamkan, sebagaimana firman Allah swt
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ

Artinya : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya…” (QS. An Nuur : 30).
 “Eh, jangan ngeliatin aku kayak gitu dong ki,.. aku kan malu… diliatin orang lho…”
“Ah biarin, bodoh amat hunn…” Jawab Rifki cuek sambil terus memandang wajah Ellayyin.
Sedangkan Ellayyin sedari tadi selalu berusaha memalingkan wajahnya agar Rifki tak memandangi dirinya terus, karena ia begitu risih terhadap kelakuan Rifki kepadanya itu.
“Oh iya, by the way… ini ta rencana pean? tiga hari cuekin aku, eh taunya pean bikin surprise. Sempat aku pikir pean marah sama aku gara-gara statusku di fb yang banyak dikomentari cowok-cowok itu.”
“Hehe iya… dan soal fb, aku nggak marah kok hunn, cuma nggak suka aja. Aku cemburu, aku takut kamu berpaling dari ku… “ Rifki tampak serius. Yah, selama mereka berpacaran, Rifki begitu menyayangi Ellayyin, ia begitu perhatian dan penuh kasih sayang. Sebisa mungkin ia selalu ingin membuat Ellayyin bangga terhadap dirinya, agar Ellayyin tetap awet bersama dirinya.
Karena Ellayyin begitu berharga bagi Rifki, entah mengapa ia selalu ingin membuat Ellayyin tersenyum dan tegar dalam menjalankan aktivitas Ellayyin sebagai “ pengemban dakwah “.
Sebenarnya, Ellayyin adalah salah satu pelajar yang aktif dalam organisasi kerohanian Islam. Walaupun statusnya masih pelajar SMA serta ia baru saja bergabung, namun ia begitu terkenal dengan kemahirannya dalam berbicara, berdiskusi, bahkan berdebat  tentang pengetahuan ilmu-ilmu fiqih Islam. Namun sayang, Ellayyin tidak bisa mengendalikan musuh utama yang ada pada diri setiap manusia, dia adalah hawa nafsu.
Yah, walau sebenarnya ia telah mengetahui seperti apa yang Imam Bukhori pernah katakan bahwa zina tidak hanya terbatas pada apa yang dilakukan oleh kemaluan seseorang saja. Namun zina bisa dilakukan dengan mata melalui pandangan dan penglihatannya kepada sesuatu yang tidak dihalalkan, zina bisa dilakukan dengan lisannya dengan membicarakan hal-hal yang tidak benar dan zina juga bisa dilakukan dengan tangannya berupa menyentuh, memegang sesuatu yang diharamkan.
Nggak lah kiki… aku nggak akan ngelakuin itu, tenang aja.. J” tangan Ellayyin memegang bahu Rifki dan kemudian diletakkan kepalanya ke  bahu pacarnya itu.
“Tapi hunn… aku pengen jujur sama kamu, sebenarnya pertanyaan ini sudah muncul sejak pertama kali aku mulai mencintaimu. Plis jawab jujur ya…” Tampak wajah Rifki begitu serius.
“Iya, emangnya ada apa sih ki? Serius amat…” Ellayyin mulai merasakan ketidaknyamanan bersandar di bahu Rifki, sehingga ditegapkan kembali badannya, dan duduk disebelah Rifki.
“Sebenarnya kamu tau nggak hukumnya pacaran dalam Islam itu gimana.. ?”
         “Ohh… soal itu. Ya tau kok…”
         “Terus?”
         “Apa?”
“Ya bagaimana dengan kita hunn?”
         “Untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu ki,.. jujur aku nggak bisa kalau tanpa kamu…” Ellayyin tertunduk, tampak matanya berkaca-kaca…
“Kamu nangis? Sudahlah…” Rifki mencoba menenangkan kekasih hatinya itu.
“Aku bingung ki… bingung banget… L. Sebenarnya pertanyaan seperti itu juga sering mampir di fikiranku ki…tapi…….” Kini Ellayyin benar-benar tak bisa membendung air matanya, ia menangis di pelukan Rifki.
“Terima kasih ya, selama ini kau telah menjadi seseorang yang sangat berharga dalam hidupku.” Rifki membiarkan Ellayyin memeluk dirinya, hingga tak lama kemudian Ellayyin pun melepas pelukannya.
“Sama-sama ki…”
Rifki mengambil sapu tangan dari tas nya dan dihapusnya sisa-sisa air mata yang masih membekas di pipi kekasih hatinya itu.
Udahan ya nangisnya… cup cup cup.”
“Hehe. Apa’an sih? Aku kan bukan anak kecil !!!” Ellayyin tampak malu, ia mencubit tangan Rifki.
“Eitz..jangan marah dong. Aku kan cuma bercanda.”
“HUUFFTT..” Ellayyin menghela nafas panjang, dan ia duduk membelakangi Rifki.
“Ini buat kamu…” Rifki beranjak dari tempat duduknya, menghadap Ellayyin dan dikeluarkannya dari balik tangannya sebuah benda terbungkus kado bergambar hati yang secara diam-diam ia ambil dari dalam tas. Ia sengaja mengalihkan pembicaraan yang membuat Ellayyin menangis sebelumnya.
“Apa ini ?” Tanya Ellayyin heran.
Special something just for you.”
“Jangan dibuka disini ya… boleh dibuka setelah kamu sampai kamar.” Rifki membisik ke telinga Ellayyin.
Hla kenapa?”
“Sudahlah…”
“Oya hunn, nggak terasa udah 2 jam kita disini, dan sekarang udah mau dhuhur. Rencana aku mau ke rumah pakde sebelum dhuhur nih, aku balik ya… nggak papa kan?”
“Iya deh.. oh ya, makasi ya ki buat kenang-kenangannya… wah aku jadi ndak enak nih, ndak bisa ngasih apa-apa. Kiki sih datangnya nggak bilang-bilang.”
Halah, sudah lah hunn, bagiku aku bisa ketemu sama kamu aja itu sudah lebih dari cukup. Terima kasih ya atas semuanya… J
Nggeh, sami-sami mas… J. Hati-hati ya, miss you.” Ellayyin menampakkan wajah cerianya, ia tampak begitu bahagia. Sampai – sampai ia tak menyadari bahwa 1 jam yang lalu, ia telah melewatkan acara kajian islam di forum yang selam ini rutin ia ikuti.
         “Miss you too yank… J” Dijulurkannya tangan kanan Rifki tepat di depan Ellayyin, Ellayyin pun menyambut tangan Rifki begitu hangat dan lembut, kemudian diciumnya tangan Rifki olehnya. Kemudian Rifki pun perlahan pergi meninggalkan Ellayyin sendiri lagi seperti biasa di taman itu. Ia berjalan menuju sebuah motor keren yang diparkirnya tak jauh dari tempat mereka memadu kasih. Ellayyin terus memandang Rifki, hingga akhirnya hanyalah bayangan yang disertai asap kendaraan motor Rifki yang Ellayyin pandang. Rifki telah pergi menuju ke rumah pakde nya.
         Di tengah perjalanan, Rifki mengingat-ingat bayangan kejadian ulang antara dirinya dengan kekasihnya itu. Ia tersenyum pahit. Di depan Ellayyin ia tampak begitu bahagia, namun sebenarnya perasaan Rifki begitu tercabik – cabik, ia telah mengetahui dan mengazzamkan pada dirinya tentang hakekat cinta yang sesungguhnya. Yang ia lakukan dan yang ia katakan kepada Ellayyin tadi, sebenarnya hanyalah awal dari rencananya, bahwa ia ingin mengakhiri hubungan haramnya itu. Memang, Rifki dan Ellayyin saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Mereka bagaikan kupu-kupu dan bunga yang selalu saling melengkapi satu sama lain. Namun, mereka berdua sama-sama dibesarkan dalam lingkungan pesantren. Yah, mereka adalah seorang ikhwan dan akhwat yang bisa dibilang sangat ta’at akan ajaran Islam. Kedua orang tua mereka masing-masing adalah termasuk orang-orang yang aktif terlibat di dalam suatu majelis Islam. Dan salah satu dari mereka, yaitu Rifki telah diberi petunjuk oleh Allah bahwa yang selama ini mereka lakukan adalah salah, adalah haram dan merendahkan martabat mereka sebagai muslim dan muslimah.
         “Alhamdulillah… terima kasih ya Allah J” Ucap Ellayyin dalam hati. Bergegas dilangkahkan kedua kakinya menuju rumah, dengan dibawanya dan terus dipandanginya kado special pemberian kekasih hatinya itu sambil terus ia pancarkan wajah penuh suka dan terkadang tersipu malu ketika mengingat – ingat ia telah memeluk Rifki.
         Sesampainya di kamar, Ellayyin teringat bahwa dirinya telah lupa menghadiri kajian Islam yang rutin ia datangi setiap minggunya, bergegas diambilnya handphone dari tas yang masih dibawanya dan diletakkannya kado special dari Rifki ke dalam laci meja belajarnya.
         “Astaghfirulloh… 5 sms dan 2 panggilan tidak terjawab dari ukhti astri… haduuh, aku harus alasan apa nih…” Ellayyin tampak kebingungan, sesaat kemudian ia memutuskan untuk membalas sms dari ustadzahnya itu. Dengan perasaan bersalah, ia beralasan bahwa tadi ada acara mendadak, sampai-sampai ia tak sempat untuk memberitahu pembinanya tersebut.
         Tiga puluh menit berlalu, Rifki sudah sampai di rumah pakdenya, dan ditunaikannya shalat dhuhur berjama’ah bersama keluarga pakde Rifki. Begitu pula dengan Ellayyin, ia pun sedang melaksanakan shalat dhuhur berjama’ah dengan keluarganya seperti biasa. Setelah selesai shalat, Rifki bergegas ke ruang makan, untuk makan siang bersama, kemudian ia beristirahat sejenak untuk menghilangkan rasa letih dan capek yang ia rasakan.
         Berbeda dengan Ellayyin, setelah selesai shalat, ia begitu bersemangat menuju kamar, ia begitu penasaran terhadap kado yang diberikan Rifki kepadanya. Ia membukanya dengan perlahan. Ellayyin terkejut. Ternyata yang ia pikir salah. Rifki tidak memberinya  cincin atau sebuah kalung dengan berisi fotonya dengan Rifki. Ellayyin terdiam terpaku.
         “Sebuah buku??? Maksudnya apa?” Ellayyin berpikir panjang, ia tak habis pikir, mengapa Rifki memberikannya sebuah buku berjudul “ Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” ?...
Dengan perasaan bingung dan agak kecewa, Ellayyin membuka-buka buku itu, hingga ia menemukan secarik kertas putih, nampaknya itu adalah surat dari Rifki. Ellayyin memunculkan senyum manisnya kembali.
         “Alhamdulillah, ternyata Rifki romantis juga… hehe.” Dibukanya surat tersebut oleh Ellayyin dengan perasaan berbunga-bunga. Yah, ia mengira surat itu adalah surat cinta dari kekasih hatinya. Dan ia salah untuk kedua kalinya. Karena surat tersebut berisi…

Assalamu'laikum,..
Syukur pada Allah yang masih mengkaruniakan nafas padaku dan padamu, sayaank…
Hunn, ma’afkan aku,
Tolong baca surat ku ini tanpa sedikit pun engkau memberi  komentar ya… tolong baca sampai selesai, baru kau boleh berkomentar.
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Ukhti…. rasanya aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik dan lebih segalanya darimu. Yang Tidak Pernah Mengantuk dan Tidak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan denganku disepertiga malam terakhir. Yang siap Memberi apa yang kupinta. Dia yang Bertakhta, Berkuasa dan Memiliki Segalanya.
Maaf Ukhti , tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding dengan Dia. Kau sangat lemah, kecil dan kerdil dihadapanNya. Dia berbuat apa saja sekehendak-NYA kepadamu. Dan Ukhti, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu.
Aku takut hubungan kita selama ini membuatNya murka. Padahal, Dia Maha Kuasa, Maha Gagah, Maha Perkasa, dan Maha Keras SiksaNya.
Ukhti, belum terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti ditanyakan olehNya. Dia bisa marah, Ukhti. Marah tentang saling pandang memandang yang pernah kita lakukan, marah kerana setitik sentuhan kulit kita yang belum halal itu, marah karena pernah ketetapanNya aku adukan padamu atau tentang lamunanku yang selalu membayangkan-bayangkan wajahmu. Dia bisa marah. Tapi sekali lagi, semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini sekarang, karena Dia Maha Memaafkan dan Mengampuni.
Ukhti.. , Dia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.
Ukhti, jangan marah ya. Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan cintaku hanya padaNya, tidak pada selainNya. Tapi tidak cuma aku, Ukhti. Kau pun bisa menjadi kekasihNya, kekasih yang amat dicintai dan dimuliakan. Caranya satu, kita harus jauhi semua larangan-laranganNya termasuk dalam soal hubungan kita ini. InsyaAllah. Dia punya rencana yang lebih indah untuk masa depan kita masing-masing. Kalau engkau selalu berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dibenciNya, kau pasti akan dipertemukan dengan seorang lelaki sholeh. Ya, lelaki sholeh yang pasti jauh lebih baik dari diriku saat ini, seorang lelaki yang akan membantumu menjaga agamamu, agar hidupmu senantiasa dalam kerangka mencari ridho Allah dalam ikatan pernikahan yang suci. Inilah doaku untukmu, semoga kaupun mendoakanku, Ukhti.
Ukhti, aku akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini. Tapi,aku akan tetap menghormatimu sebagai saudariku dijalan Allah. Ya, saudari dijalan Allah, Ukhti. Itulah ikatan terbaik. Tidak hanya antara kita berdua, tapi seluruh orang mukmin didunia. Tidak mustahil itulah yang akan mempertemukan kita dengan Rasulullah ditelaganya, lalu beliaupun memberi minum kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih sejuk dari krim beku… AMIIIN
Maaf Ukhti, tidak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusakkan hati. Goresan pena terakhirku disurat ini adalah doa keselamatan dunia dan akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita ini, insyaAllah.
SEMOGA KAU MENGERTI APA MAKSUDKU DAN KEINGINANKU. AKU MASIH MENCINTAIMU, TAPI AKU LEBIH MENCINTAI ALLAH, DAN AKU SANGAT LEBIH TAKUT KEPADA-NYA. Ellayyin… aku yakin kau kini sedang tersenyum, karena sesungguhnya kau adalah muslimah yang sholehah, imanmu begitu kuat, namun sayang kau mau terjebak kala aku menginginkanmu menjadi kekasih ku.
Ma’afkan aku yang mungkin terlambat menyadari keputusan indah ini. Ku harap, setelah ini hubungan silahturahmi kita tetap tersambung, dan yang pasti kita adalah teman, tidak lebih.
Syukron katsiron ya Ukhti fillah … semoga kau selalu terjaga oleh penjagaan Allah Yang jauh lebih SEMPURNA dari penjagaanku…AMIIN
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 Barakallhufikum, J

         Ellayyin tak bisa berkata apa-apa, air matanya terus mengalir dari wajah cantiknya. Ia begitu down hingga tiba-tiba ia tertidur.
         Dua jam berlalu, Umi Ellayyin membangunkannya dari tidur lelapnya. Beliau meminta Ellayyin untuk segera mengambil air wudhu, lalu kemudian melaksanakan shalat ashar berjama’ah. Dengan mata agak tertutup, tanda bahwa Ellayyin masih mengantuk, ia berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu, lalu ia tunaikan shalat ashar berjama’ah bersama keluarga.
         Dalam shalatnya, Ellayyin teringat akan Rifki. Sehingga bisa dipastikan shalatnya tidak khusyu’. Yah, Ellayyin terus membayangkan wajah mantan “pemilik hatinya” itu, hingga sampai pada penghujung do’a-do’anya. Dia tambahkan sebuah do’a ke dalam deret panjang do’a-do’a yang selalu dibacanya sehabis shalat.
         “Ya Allah, Maha Penguasa Cinta, Ridho’i lah kami, pertemukan kami hingga sampai pada ujung dermaga cinta sejati dan berilah kami kemudahan untuk selalu beristhiqomah di jalanMU ya ALLAH… amiiin ..”
         Ellayyin bergegas menuju kamar, ia berniat ingin membalas surat dari saudaranya itu. Sehingga dibacanya kembali surat tersebut. Kali ini dengan penuh seksama. Tiap-tiap kata ia cerna dengan proses panjang. Setelah selesai, segera diambilnya buku catatan koleksi ilmu Pengetahuan tentang Islam.
         Ellayyin dengan kecerdasannya mengolah kata-kata, dengan cepat ia berhasil membuat kata-kata ini.
๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Bukan Itu yg Ku mau…
diamku bukan karena bisu…
tak melihatmu bukan kumelupakanmu…
acuhkan kata-katamu bukan kutelah bosan padamu…

Sungguh!...karena kutakut salah niatku padamu..!!! :'))
pesan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: " jangan pernah kau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yg menyalahgunakan cinta hingga berbuat dosa"
[astaghfirullaahu wa'atuubu ilaih]
Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam...
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya...
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya...
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu...
menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu...
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya...
karena mungkin saja orang yang kau cintai, adalah juga orang yang telah Allah Subhanahu Wata'ala benar-benar pilihkan untukmu...
Ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan Ali Radhiyallahu 'anhum? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan...
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah...
Karena dalam diammu tersimpan kekuatan...
kekuatan harapan, kekuatan impian, hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan dan impian itu menjadi nyata...
dan cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata...
bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap dan berdo'a pada-Nya?

Dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam... !!! Iyaa... biarkan... !!!
karena Allah Ta'alaa masih punya rencana dan 'hadiah terindah ' lain untukmu...
jika dia memang bukan milikmu, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang jauh lebih indah, dan orang yang tepat oleh Allah Subhanahu Wata'ala…
 biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri...
dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu...
Allah Subhanahu Wata'ala Tata hatimu...

Sudahkah aku pantas untuk dia ? Benar-benar pantas...???

Biarkanlah jiwamu terbang bebas menjalani semua niatmu, yang terpenting, kita perlu berbaik sangka selalu pada Allah Ta'alaa...
Pasangan kita, adalah cerminan sosok yang hampir mirip dengan kita...
Cintamu pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah...
Titipkanlah pada Allah Ta'alaa...
Sebab hanya Allah Ta'alaa yang Maha Menjaga...
dikala kau dan dia saling berjauhan...
dikala kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu...
Allah menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur...
Cintamu pada orang yang sungguh-sungguh kau sayangi, adalah milik-Nya...
DAN…
Nantikanlah cinta sejatimu di ujung dermaga nan indah itu… J
Walhamdulillaahirabbil'aalamiin,,


Wassalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh. Barakallhufikum, J
๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑

         Dan di sepertiga malam, Ellayyin dan Rifki melaksanakan shalat tahajud di rumah masing-masing. Inilah kekuatan cinta, setelah selesai menunaikan shalat tahajud 4 raka’at, mereka berdo’a yang pada intinya sama – sama menginginkan kelak semoga ALLAH, mempertemukan dan menyatukan mereka dalam indahnya bahtera di ujung dermaga penantian …
Yah, semoga Ellayyin dan Rifki kelak akan bersatu di bawah naungan pernikahan yang sah dan mereka dapat bersama-sama menyeru umat manusia untuk melakukan amar ma’ruf, nahi munkar. Amiin… J
SEKIAN
…TERIMA KASIH…

Remaja Islam, Remaja Dakwah



Assalamu'alaikum Sahabat- sahabat ku Fillah,..

Nah dikesempatan kali ini saya ingin mempublikasikan bagaimana pentingnya peran remaja nih,..hehe wah kayaknya berat banget ya,..ok dah langsung aja Gan,
Dakwah? Hmm.. kok kayaknya berat banget kedengarannya ya? Lho, emangnya kenapa? Sebagian teman remaja biasanya denger atau ngucapin kata dakwah terasa sangat berat. Telinga pekak en lidah kelu dan yang terbayang di benaknya pasti urusannya dengan jenggot, kopiah, baju koko, sarung, dan jilbab. Well. Nggak salah-salah amat sih…. Cuma nggak lengkap penilaiannya.
Lagian juga terkesan adanya pemisahan antara dakwah dan kehidupan umum, gitu lho. Kesannya kalo dakwah adalah bagiannya mereka yang ada di kalangan pesantren atau anak-anak ngaji aja. Anak-anak nongkrong sih nggak tepat kalo berurusan dengan dakwah. Dakwah kesannya jadi tugas mereka yang hobinya dengerin lagu-lagu nasyid macam Demi Masa-nya Raihan. Bukan tugas anak-anak yang hobinya dengerin lagu-lagu pop macam Terima Kasih Cinta-nya Afgan. Halah, itu salah banget, Bro. Nggak gitu deh seharusnya. Sumpah.. .!!!
Gini nih, sebenarnya urusan dakwah atau tugas dakwah jadi TANGGUNG JAWAB BERSAMA SELURUH KAUM MUSLIMIN. Cuma,…
karena tugas dakwah ini cukup berat dan nggak semua orang bisa tahan menunaikannya,.. jadinya dakwah secara tidak langsung diserahkan kepada mereka yang ngerti aja. Anggapan seperti ini insya Allah nggak salah. .Cuma, kalo dengan alasan seperti ini lalu kaum muslimin yang belum ngerti atau masih awam tentang Islam jadi bebas untuk nggak berdakwah, atau nggak mau terjun dalam dakwah, itu tentu salah, Bro. Why ?? Karena tetap aja punya kewajiban untuk belajar. Tetap punya kewajiban mencari ilmu. Jadi, nggak bisa bebas juga kan? Malah kalo nekat nggak mau belajar dan nggak mencari ilmu, hal itu dinilai berdosa, man! Bener.. gak?!
Baginda kita, Rasulullah Muhammad saw, bahkan menyatakan bahwa aktivitas belajar dan mencari ilmu adalah KEWAJIBAN bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat..!! Kalo mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang nggak mencari ilmu selama hidupnya, jelas berdosa dong.??
Allah Swt. bahkan menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan derajat lebih tinggi dibanding orang yang nggak berilmu (apalagi nggak beriman). Firman Allah Swt.:
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Mujâdalah [58]: 11)
Bro, emang bener banget. Urusan dakwah ini sangat erat hubungannya dengan tingkat keilmuan. Dakwah itu jelas membutuhkan ilmu. Jadi, betul kalo dikatakan bahwa tugas berdakwah hanya diberikan kepada mereka yang udah menguasai ilmu agama.
Tapi, buat kita yang belum menguasai ilmu agama secara mantap bukan berarti nggak ada kewajiban dakwah..!!!
Sebab, rasa-rasanya untuk ukuran sekarang nih, nggak mungkin banget ada kaum muslimin yang nggak ngerti sama sekali tentang Islam.. ya gak ??
Pasti deh, satu keterangan atau dua keterangan dalam ajaran agama Islam sudah pernah didengarnya dan menjadi pengetahuannya. So, sebenarnya tetap punya kewajiban nyampein dakwah meskipun cuma sedikit yang diketahui. Kalo pengen lebih banyak tahu tentang Islam, ya tentu saja kudu belajar lagi dan mencari ilmu lagi. Sederhana banget kan solusinya? Insya Allah kamu pasti bisa ngejalaninya, asal kamu mau. Yakin deh…!!! Amiin ………..A_A
Mengapa dakwah itu wajib?
Jawabnya gini, sebab Islam adalah agama dakwah. Salah satu inti dari ajaran Islam memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau argumen). Kepedulian terhadap dakwah jugalah yang menjadi trademark seorang mukmin. Artinya, orang mukmin yang cuek-bebek sama dakwah berarti bukan MUKMIN SEJATI. Bener, lho… Apa iya kamu tega kalo ada teman kamu yang berbuat maksiat kamu diemin aja???
Nggak mungkin banget kan kalo ada temen yang sedang berada di bibir jurang dan hampir jatuh, nggak kamu tolongin. Iya nggak sih?
Boys and girls, bahkan Allah memuji aktivitas dakwah ini sebagai aktivitas yang mulia, lho. FirmanNya:
“ Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “ Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim ” (QS Fushshilat [41]: 33).
Dalam ayat lain Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berdakwah. Seperti dalam firmanNya:
“ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125).

Menyeru kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah dari perbuatan munkar merupakan identitas seorang muslim. Itu sebabnya, Islam begitu dinamis. Buktinya, mampu mencapai hingga sepertiga dunia. Itu artinya, hampir seluruh penghuni daratan di dunia ini pernah hidup bersama Islam. Kamu tahu, ketika kita belajar ilmu bumi, disebutkan bahwa dunia ini terdiri dari sepertiga daratan dan dua pertiga lautan. Wah, hebat juga ya para pendahulu kita??? Betul!!!, sebab mereka memiliki semangat yang tinggi untuk menegakkan kalimat “ tauhid ” di bumi ini..
Sesuai dengan seruan Allah (yang artinya): “ Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 193).
Kini, di jaman yang udah jauh berubah ketimbang di “ jaman onta ”, arus informasi makin sulit dikontrol. Internet misalnya.,!! telah mampu memberikan nuansa budaya baru. Kecepatan informasi yang disampaikannya ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Celakanya, ternyata kita kudu ngurut dada lama-lama, bahwa kenyataan yang harus kita hadapi dan rasakan adalah lunturnya nilai-nilai ajaran Islam di kalangan kaum muslimin. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja muslim. Kita bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa banyak teman remaja yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban Barat seperti : seks bebas, PACARAN, narkoba, dan beragam kriminalitas. Walhasil….??????, amburadul deh!! YA KAN?
Itu sebabnya, sekarang pun dakwah menjadi sarana sekaligus senjata untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita. Kita lawan propaganda mereka dengan proganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya Islam. Yup, kita memang selalu “ ditakdirkan ” untuk melawan kebatilan dan kejahatan.. SETUJU GAK ??
Sobat muda muslim, Islam membutuhkan tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita untuk menegakkan agama Allah ini. Dengan aktivitas dakwah yang kita lakukan, maka kerusakan yang tengah berlangsung ini masih mungkin untuk dihentikan, bahkan kita mampu untuk membangun kembali kemuliaan ajaran Islam dan mengokohkannya. Tentu, semua ini bergantung kepada partisipasi kita dalam dakwah ini..!
Coba, apa kamu nggak risih dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja? Apa kamu nggak merasa was-was dengan tingkat kriminalitas pelajar yang makin tinggi? Apa kamu nggak kesel ngeliat tingkah remaja yang hidupnya nggak dilandasi dengan ajaran Islam? Seharusnya masalah-masalah model beginilah yang menjadi perhatian kita siang dan malam. Beban yang seharusnya bisa mengambil jatah porsi makan kita, beban yang seharusnya menggerogoti waktu istirahat kita, dan beban yang senantiasa membuat pikiran dan perasaan kita nggak tenang kalo belum berbuat untuk menyadarkan kaum muslimin yang lalai..!!!
Untuk ke arah sana, tentu membutuhkan kerjasama yang solid di antara kita. Sebab, kita menyadari bahwa kita bukanlah MANUSIA SUPPPPer yang bisa melakukan aksi menumpas kejahatan hanya dengan seorang diri.
Kalo kita ingin cepat membereskan berbagai persoalan tentu butuh kerjasama yang apik, solid dan fokus pada masalah. Pemikiran dan perasaan di antara kita kudu disatukan dengan ikatan akidah Islam yang lurus dan benar. Kita harus satu persepsi, bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Kita harus memiliki cita-cita, bahwa Islam harus menjadi nomor SATU di dunia untuk mengalahkan segala bentuk kekufuran. Itulah di antaranya kenapa kita wajib berdakwah, Bro. Semoga kamu paham….!!!
Dakwah itu tanda cinta
Bro en Sis, seharusnya kita menyambut baik orang-orang yang mau meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk dakwah menyampaikan kebenaran Islam... wHy ???
Sebab,… melalui merekalah kita jadi banyak tahu tentang Islam.!!. Kita secara tidak langsung diselamatkan oleh seruan mereka yang awalnya kita rasakan sebagai bentuk ‘kecerewetan’ mereka yang berani ngatur-ngatur urusan orang lain. Padahal..,???? justru itu TANDA CINTA dari sesama kaum muslimin yang nggak ingin melihat saudaranya menderita gara-gara nggak kenal Islam dan nggak taat sama syariatnya.
Rasulullah saw. bersabda: “ Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “ Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas. ”
“ Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.” (HR Bukhari).


Sob…
Sob…
Sob….
Sobat,…??
dakwah adalah darah dan napas kehidupan Islam..!!
Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai pengemban dakwah yang handal. Kita khawatir banget, SEANDAINYA di dunia ini nggak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam,..
Bisa bayangin gak …?? bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampe’ Islam dan umat ini hanya tinggal “ kenangan ”. . . .

Yuk, kita kaji Islam biar mantap dan semangat MENDAKWAHKANNYA. . . .
Semangat DAKWAH!!!
SELAMATKAN UMAT DAN HAMBA – HAMBA ALLAH !!!
Mau kan ???
Syukron…. Jazakillahu khairan ya Akhi wa Ukthi…
Barakallah..^_^