“ Bahtera
di Ujung Dermaga ”
Minggu pagi itu, seperti biasa Ellayyin sedang duduk-duduk di
gazebo tepi taman dekat rumahnya sembari
membaca sebuah buku berjudul “ Laa Tahzan-jangan bersedih”, kesukaannya. Ketika
larut dalam membaca buku tersebut, tiba-tiba ia dikagetkan oleh kedatangan
seorang ikhwan (baca : lelaki) yang belum sama sekali dikenalnya. Lelaki dengan
penampilannya yang sok gaul itu memandang lurus ke wajah Ellayyin dengan tangan
terlipat di atas meja, tempat Ellayyin membaca buku.
“Ma’af… ada apa ya?
Apa aku mengenalmu ?” diletakkan Ellayyin gelas berisi jus alpukat itu ke meja, sembari berpindah tempat duduk
agar jauh dari lelaki asing itu.
“Belum.” Jawab yang ditanya tenang, menebar senyuman.
“Lalu maumu apa?”
“Kenalan
sama kamu. Mungkin bisa dilanjutkan ke taraf yang lain.”
“Apa
maksudmu? Dan kenapa aku harus mengenalmu?” Ellayyin tidak suka dengan sikap
lelaki itu dan merasa harus memperlihatkan reaksi sejujurnya.
“ Aku bisa
memberi sesuatu yang selama ini kau cari.”
“Oya?
Memangnya kau tau?”
“Cinta itu
anugerah. Kita tidak bisa memilih kepada siapa anugerah itu dijatuhkan. Begitu
pula dengan apa yang sekarang kita rasakan, rasa cinta yang begitu tulus
menyatukan kita dalam satu hati… “
“Aku nggak ngerti, maksudmu apa?” jawab
Ellayyin sekenanya.
“Nggak ada maksud sayaang….”
“WHAT??? Who
are you ?”
“Okey, let
me introduce my self, I’m Rifki.” Dijulurkannya tangan kanannya sebagai tanda
ingin bersalaman.
“Hah???
Rifki siapa?” jawab Ellayyin kaget sampai buku yang dibacanya dari tadi,
terjatuh. Segera Ellayyin dan lelaki yang bernama Rifki itu mengambil buku tersebut
secara bersamaan. Ellayyin yang begitu kaget dan tak percaya ketika lelaki itu
menyebutkan namanya, dibuat salting sampai tidak menghiraukan niat lelaki itu
ketika ia ingin bersalaman dengannya, sehingga dengan sengaja atau tidak,
tangan lelaki itu memegang tangan Ellayyin.
“Ma’af…“
Ellayyin berusaha melepaskan genggaman tangan Rifki yang begitu erat.
“Ellayyin
Nur Fathimah… apakah kau tak mengenalku?”
“Ku rasa
tidak, .. hmm, ma’af aku ada urusan.” Dimasukkan buku berjudul Laa
Tahzan-jangan bersedih itu ke dalam tas ranselnya. Dan dengan segera, Ellayyin pergi meninggalkan Rifki tanpa pikir
panjang.
“Aku Rifki
Haifany Rakhman, hunn…. Aku pacarmu” Teriak lelaki itu ketika tau Ellayyin
mulai jauh dari dirinya.
“Hunn? Apa
maksudnya? Lho apakah dia kiki, pacarku di dunia maya itu? Kok aku nggak mengenalnya
sih…. Haduuh, kenapa dia ada disini? Bagaimana dia tahu kalau aku ada di tempat
ini?” Gumam Ellayyin dengan beribu pertanyaan dalam batinnya.
Yah, ia
memang begitu shock dengan kenyataan
yang harus dihadapinya saat ini. Bagaimana tidak, tanpa ada pemberitahuan
sebelumnya, tiba – tiba kiki, lelaki yang selama 3 bulan ini begitu istimewa di
hati Ellayyin, tiba-tiba muncul di dunia nyata, bahkan dihadapannya saat itu.
Yah, Rifki adalah pacar Ellayyin. Ia adalah seorang mahasiswa berprestasi di Uneversitas Islam Indonesia (UII). Mereka
berdua dipertemukan lewat fasilitas dunia maya, yaitu berawal dari teman di facebook
lalu berkomunikasi hampir setiap hari melalui handphone, mereka pun sudah saling tahu karakter dan fisik
masing-masing, hingga akhirnya selama kurang lebih 8 bulan masa PDKT, mereka berdua resmi berpacaran, tepat pada saat pembukaan piala
dunia 2010, yaitu 11 Juni 2010, Rifki menyatakan cintanya kepada Ellayyin.
Cinta yang hakiki ialah cinta oleh akal dan
hati…..bukan karena iman… wah hebat ya??? Tanpa melihat atau berjumpa, ia sudah
bertaut dan dapat dirasa karena bersatu adalah hati, bukannya fizikal.
Kereta diciptakan dengan kuasa untuk bergerak,
tetapi pergerakannya perlu diatur dan dikawal. Begitulah cinta, ia adalah
kuasa, tetapi kuasa itu memerlukan peraturan dan kawalan. Sebagaimana jasad
memerlukan makanan, begitu juga halnya dengan jiwa yang memerlukan cinta. Allah
menciptakan naluri tersebut (Harizah Nau’ ) karena ingin menyelamatkan,
membahagiakan dan menentramkan jiwa manusia. Tetapi cinta sekarang banyak
meruntuhkan arti kemanusiaan itu sendiri. Bukannya menyelamatkan, tetapi
merosakkan.
Hukum cinta perlu dipatuhi
agar maksud penciptaanya tercapai. Cintailah sesiapapun, asalkan cinta itu
dapat memberi lorong yang sebaik-baiknya untuk terus mencintai Allah. Cinta itu
harus dibina diatas dasar cinta kepada Allah. Sebagai bukti, kita akan
mendahulukan kehendak kecintaan kita kepada Allah melebihi kehendak kecintaan
kita kepada yang lain.
Ellayyin
yang sedari tadi terdiam, tampak beribu pertanyaan mengelilinginya, memaksanya
untuk segera menjawab sampai tuntas, ia terlihat bimbang. Dan tiba – tiba…
“Assalamu’alaikum…”
“Wa’alaikumsalam,
” jawab Ellayyin sembari membalikkan badan, menghadap ke arah orang yang
mengucap salam itu.
“Akhirnya,
senang bertemu denganmu… J ” Seseorang itu menatap tajam wajah
Ellayyin hingga ia terdiam tertunduk. Dia adalah Rifki.
“Kiki… “
“Iya hunn,
Alhamdulillah sadar juga ini anak,”
“Kenapa nggak bilang-bilang sih… kalau mau ketemu
aku? Tanya Ellayyin jengkel.
“Pengen kasih kamu surprise aja, kenapa?”
Rifki meraih tangan Ellayyin, mengajaknya
duduk di gazebo tadi.
“Hmm… ya
kaget aja, tiba-tiba kamu nongol aja
di depanku… hehe.”
Jawab Ellayyin mulai
santai dan segera melepaskan genggaman tangan Rifki.
“Hunn…”
Rifki tersenyum nakal, sambil kedua matanya melirik-lirik ke arah Ellayyin.
“Apa???
Kangen yaa? Hehe…” Ellayyin menggoda.
“Iya, kangeeeen bangeetzzz… kok tau sih?”
Pandangan Rifki sama sekali tak terlepas dari tatapan tajamnya ke mata
Ellayyin.
Yah, cinta
memang dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi
bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan
kemarahan menjadi rahmat. Bahkan, sampai ada pepatah yang mengatakan, kalau cinta sudah melekat, tai kucing rasa
coklat. Oleh karena itu, tak heran jikalau banyak pasangan dua sejoli yang sedang
dimabuk cinta begitu asyik saling memadu kasih, seolah tidak ada yang melihat
dan memperhatikan mereka, mereka lupa bahwasanya ALLAH Maha Melihat lagi Maha
Mengetahui, termasuk pula apa yang ada di dalam hati kita. Oleh karena hal itu akan mendorongnya kepada perbuatan yang
diharamkan, sebagaimana firman Allah swt
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
Artinya : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya…” (QS. An Nuur : 30).
“Eh, jangan ngeliatin aku kayak gitu dong ki,.. aku kan malu… diliatin orang lho…”
“Ah biarin, bodoh amat hunn…” Jawab Rifki cuek
sambil terus memandang wajah Ellayyin.
Sedangkan Ellayyin sedari
tadi selalu berusaha memalingkan wajahnya agar Rifki tak memandangi dirinya terus,
karena ia begitu risih terhadap kelakuan Rifki kepadanya itu.
“Oh iya, by the way… ini ta rencana pean? tiga hari cuekin aku, eh taunya pean bikin
surprise. Sempat aku pikir pean marah sama aku gara-gara statusku di fb yang
banyak dikomentari cowok-cowok itu.”
“Hehe iya…
dan soal fb, aku nggak marah kok hunn, cuma nggak suka aja. Aku cemburu, aku takut kamu berpaling dari ku… “ Rifki
tampak serius. Yah, selama mereka berpacaran, Rifki begitu menyayangi Ellayyin,
ia begitu perhatian dan penuh kasih sayang. Sebisa mungkin ia selalu ingin
membuat Ellayyin bangga terhadap dirinya, agar Ellayyin tetap awet bersama
dirinya.
Karena Ellayyin begitu
berharga bagi Rifki, entah mengapa ia selalu ingin membuat Ellayyin tersenyum
dan tegar dalam menjalankan aktivitas Ellayyin sebagai “ pengemban dakwah “.
Sebenarnya,
Ellayyin adalah salah satu pelajar yang aktif dalam organisasi kerohanian Islam.
Walaupun statusnya masih pelajar SMA serta ia baru saja bergabung, namun ia begitu
terkenal dengan kemahirannya dalam berbicara, berdiskusi, bahkan berdebat tentang pengetahuan ilmu-ilmu fiqih Islam.
Namun sayang, Ellayyin tidak bisa mengendalikan musuh utama yang ada pada diri
setiap manusia, dia adalah hawa nafsu.
Yah, walau
sebenarnya ia telah mengetahui seperti apa yang Imam
Bukhori pernah katakan bahwa zina tidak hanya terbatas pada apa yang dilakukan
oleh kemaluan seseorang saja. Namun zina bisa dilakukan dengan mata melalui
pandangan dan penglihatannya kepada sesuatu yang tidak dihalalkan, zina bisa
dilakukan dengan lisannya dengan membicarakan hal-hal yang tidak benar dan zina
juga bisa dilakukan dengan tangannya berupa menyentuh, memegang sesuatu yang
diharamkan.
“Nggak lah kiki… aku nggak akan ngelakuin itu, tenang aja.. J” tangan Ellayyin memegang
bahu Rifki dan kemudian diletakkan kepalanya ke
bahu pacarnya itu.
“Tapi hunn…
aku pengen jujur sama kamu, sebenarnya pertanyaan ini sudah muncul sejak
pertama kali aku mulai mencintaimu. Plis
jawab jujur ya…” Tampak wajah Rifki begitu serius.
“Iya, emangnya ada apa sih ki? Serius amat…” Ellayyin mulai merasakan ketidaknyamanan
bersandar di bahu Rifki, sehingga ditegapkan kembali badannya, dan duduk
disebelah Rifki.
“Sebenarnya
kamu tau nggak hukumnya pacaran dalam
Islam itu gimana.. ?”
“Ohh… soal itu. Ya tau kok…”
“Terus?”
“Apa?”
“Ya
bagaimana dengan kita hunn?”
“Untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu ki,.. jujur aku nggak bisa kalau tanpa kamu…” Ellayyin tertunduk, tampak matanya berkaca-kaca…
“Untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu ki,.. jujur aku nggak bisa kalau tanpa kamu…” Ellayyin tertunduk, tampak matanya berkaca-kaca…
“Kamu
nangis? Sudahlah…” Rifki mencoba menenangkan kekasih hatinya itu.
“Aku bingung
ki… bingung banget… L. Sebenarnya pertanyaan seperti itu juga
sering mampir di fikiranku
ki…tapi…….” Kini Ellayyin benar-benar tak bisa membendung air matanya, ia
menangis di pelukan Rifki.
“Terima
kasih ya, selama ini kau telah menjadi seseorang yang sangat berharga dalam
hidupku.” Rifki membiarkan Ellayyin memeluk dirinya, hingga tak lama kemudian
Ellayyin pun melepas pelukannya.
“Sama-sama
ki…”
Rifki mengambil sapu
tangan dari tas nya dan dihapusnya sisa-sisa air mata yang masih membekas di pipi
kekasih hatinya itu.
“Udahan ya nangisnya… cup cup cup.”
“Hehe. Apa’an sih? Aku kan bukan anak kecil !!!” Ellayyin tampak malu, ia mencubit tangan
Rifki.
“Eitz..jangan
marah dong. Aku kan cuma bercanda.”
“HUUFFTT..” Ellayyin
menghela nafas panjang, dan ia duduk membelakangi Rifki.
“Ini buat
kamu…” Rifki beranjak dari tempat duduknya, menghadap Ellayyin dan
dikeluarkannya dari balik tangannya sebuah benda terbungkus kado bergambar hati
yang secara diam-diam ia ambil dari dalam tas. Ia sengaja mengalihkan pembicaraan
yang membuat Ellayyin menangis sebelumnya.
“Apa ini ?”
Tanya Ellayyin heran.
“Special something just for you.”
“Jangan
dibuka disini ya… boleh dibuka setelah kamu sampai kamar.” Rifki membisik ke
telinga Ellayyin.
“Hla kenapa?”
“Sudahlah…”
“Oya hunn, nggak terasa udah 2 jam kita disini, dan sekarang udah mau dhuhur. Rencana aku mau ke rumah pakde sebelum dhuhur nih, aku balik ya… nggak papa kan?”
“Iya deh..
oh ya, makasi ya ki buat kenang-kenangannya… wah aku jadi ndak enak nih, ndak bisa ngasih apa-apa. Kiki sih datangnya nggak bilang-bilang.”
“Halah, sudah lah hunn, bagiku aku bisa
ketemu sama kamu aja itu sudah lebih dari cukup. Terima kasih ya atas semuanya…
J”
“Nggeh, sami-sami mas… J. Hati-hati ya, miss you.”
Ellayyin menampakkan wajah cerianya, ia tampak begitu bahagia. Sampai – sampai
ia tak menyadari bahwa 1 jam yang lalu, ia telah melewatkan acara kajian islam di
forum yang selam ini rutin ia ikuti.
“Miss you too yank… J” Dijulurkannya tangan
kanan Rifki tepat di depan Ellayyin, Ellayyin pun menyambut tangan Rifki begitu
hangat dan lembut, kemudian diciumnya tangan Rifki olehnya. Kemudian Rifki pun perlahan
pergi meninggalkan Ellayyin sendiri lagi seperti biasa di taman itu. Ia
berjalan menuju sebuah motor keren yang diparkirnya tak jauh dari tempat mereka
memadu kasih. Ellayyin terus memandang Rifki, hingga akhirnya hanyalah bayangan
yang disertai asap kendaraan motor Rifki yang Ellayyin pandang. Rifki telah
pergi menuju ke rumah pakde nya.
Di tengah perjalanan, Rifki mengingat-ingat bayangan
kejadian ulang antara dirinya dengan kekasihnya itu. Ia tersenyum pahit. Di
depan Ellayyin ia tampak begitu bahagia, namun sebenarnya perasaan Rifki begitu
tercabik – cabik, ia telah mengetahui dan mengazzamkan pada dirinya tentang
hakekat cinta yang sesungguhnya. Yang ia lakukan dan yang ia katakan kepada
Ellayyin tadi, sebenarnya hanyalah awal dari rencananya, bahwa ia ingin
mengakhiri hubungan haramnya itu. Memang, Rifki dan Ellayyin saling mencintai
dan menyayangi satu sama lain. Mereka bagaikan kupu-kupu dan bunga yang selalu
saling melengkapi satu sama lain. Namun, mereka berdua sama-sama dibesarkan dalam
lingkungan pesantren. Yah, mereka adalah seorang ikhwan dan akhwat yang bisa
dibilang sangat ta’at akan ajaran Islam. Kedua orang tua mereka masing-masing
adalah termasuk orang-orang yang aktif terlibat di dalam suatu majelis Islam.
Dan salah satu dari mereka, yaitu Rifki telah diberi petunjuk oleh Allah bahwa
yang selama ini mereka lakukan adalah salah, adalah haram dan merendahkan
martabat mereka sebagai muslim dan muslimah.
“Alhamdulillah… terima kasih ya Allah J” Ucap Ellayyin dalam
hati. Bergegas dilangkahkan kedua kakinya menuju rumah, dengan dibawanya dan
terus dipandanginya kado special
pemberian kekasih hatinya itu sambil terus ia pancarkan wajah penuh suka dan
terkadang tersipu malu ketika mengingat – ingat ia telah memeluk Rifki.
Sesampainya di kamar, Ellayyin teringat bahwa dirinya telah
lupa menghadiri kajian Islam yang rutin ia datangi setiap minggunya, bergegas
diambilnya handphone dari tas yang masih dibawanya dan diletakkannya kado special dari Rifki ke dalam laci meja
belajarnya.
“Astaghfirulloh… 5 sms dan 2 panggilan tidak terjawab dari
ukhti astri… haduuh, aku harus alasan
apa nih…” Ellayyin tampak
kebingungan, sesaat kemudian ia memutuskan untuk membalas sms dari ustadzahnya
itu. Dengan perasaan bersalah, ia beralasan bahwa tadi ada acara mendadak,
sampai-sampai ia tak sempat untuk memberitahu pembinanya tersebut.
Tiga puluh menit berlalu, Rifki sudah sampai di rumah pakdenya, dan ditunaikannya shalat
dhuhur berjama’ah bersama keluarga pakde
Rifki. Begitu pula dengan Ellayyin, ia pun sedang melaksanakan shalat dhuhur
berjama’ah dengan keluarganya seperti biasa. Setelah selesai shalat, Rifki
bergegas ke ruang makan, untuk makan siang bersama, kemudian ia beristirahat
sejenak untuk menghilangkan rasa letih dan capek yang ia rasakan.
Berbeda dengan Ellayyin, setelah selesai shalat, ia begitu
bersemangat menuju kamar, ia begitu penasaran terhadap kado yang diberikan
Rifki kepadanya. Ia membukanya dengan perlahan. Ellayyin terkejut. Ternyata
yang ia pikir salah. Rifki tidak memberinya
cincin atau sebuah kalung dengan berisi fotonya dengan Rifki. Ellayyin
terdiam terpaku.
“Sebuah buku??? Maksudnya apa?” Ellayyin berpikir panjang, ia
tak habis pikir, mengapa Rifki memberikannya sebuah buku berjudul “ Nikmatnya
Pacaran Setelah Pernikahan” ?...
Dengan perasaan bingung
dan agak kecewa, Ellayyin membuka-buka buku itu, hingga ia menemukan secarik
kertas putih, nampaknya itu adalah surat dari Rifki. Ellayyin memunculkan
senyum manisnya kembali.
“Alhamdulillah, ternyata Rifki romantis juga… hehe.”
Dibukanya surat tersebut oleh Ellayyin dengan perasaan berbunga-bunga. Yah, ia mengira
surat itu adalah surat cinta dari kekasih hatinya. Dan ia salah untuk kedua
kalinya. Karena surat tersebut berisi…
Assalamu'laikum,..
Syukur pada Allah yang masih mengkaruniakan nafas padaku dan padamu, sayaank…
Hunn, ma’afkan aku,
Tolong baca surat ku ini
tanpa sedikit pun engkau memberi
komentar ya… tolong baca sampai selesai, baru kau boleh berkomentar.
Bismillahirrahmaanirrahiim…
Ukhti…. rasanya
aku telah menemukan Kekasih yang jauh lebih baik dan lebih segalanya darimu.
Yang Tidak Pernah Mengantuk dan Tidak Pernah Tidur. Yang siap terus menerus
Memperhatikan dan Mengurusku. Yang selalu bersedia berduaan denganku
disepertiga malam terakhir. Yang siap Memberi apa yang kupinta. Dia yang
Bertakhta, Berkuasa dan Memiliki Segalanya.
Maaf Ukhti ,
tapi menurutku kau bukan apa-apa dibanding dengan Dia. Kau sangat lemah, kecil
dan kerdil dihadapanNya. Dia berbuat apa saja sekehendak-NYA kepadamu. Dan
Ukhti, aku khawatir apa yang telah kita lakukan selama ini membuatNya cemburu.
Aku takut hubungan kita
selama ini membuatNya murka. Padahal, Dia Maha Kuasa, Maha Gagah, Maha Perkasa,
dan Maha Keras SiksaNya.
Ukhti, belum
terlambat untuk bertaubat. Apa yang telah kita lakukan selama ini pasti
ditanyakan olehNya. Dia bisa marah, Ukhti. Marah tentang saling pandang
memandang yang pernah kita lakukan, marah kerana setitik sentuhan kulit kita yang
belum halal itu, marah karena pernah ketetapanNya aku adukan padamu atau
tentang lamunanku yang selalu membayangkan-bayangkan wajahmu. Dia bisa marah.
Tapi sekali lagi, semua belum terlambat. Kalau kita memutuskan hubungan ini
sekarang, karena Dia Maha Memaafkan dan Mengampuni.
Ukhti.. , Dia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.
Ukhti.. , Dia Maha Pengampun, Maha Pemberi Maaf, Maha Menerima Taubat, Maha Penyayang, Maha Bijaksana.
Ukhti, aku
akan segera menghapus namamu dari memori masa lalu yang salah arah ini.
Tapi,aku akan tetap menghormatimu sebagai saudariku dijalan Allah. Ya, saudari
dijalan Allah, Ukhti. Itulah ikatan terbaik. Tidak hanya antara kita berdua,
tapi seluruh orang mukmin didunia. Tidak mustahil itulah yang akan
mempertemukan kita dengan Rasulullah ditelaganya, lalu beliaupun memberi minum
kita dengan air yang lebih manis dari madu, lebih lembut dari susu, dan lebih
sejuk dari krim beku… AMIIIN
Maaf Ukhti,
tidak baik rasanya aku berlama-lama menulis surat ini. Aku takut ini merusakkan
hati. Goresan pena terakhirku disurat ini adalah doa keselamatan dunia dan
akhirat sekaligus tanda akhir dari hubungan haram kita ini, insyaAllah.
SEMOGA KAU
MENGERTI APA MAKSUDKU DAN KEINGINANKU. AKU MASIH MENCINTAIMU, TAPI AKU LEBIH
MENCINTAI ALLAH, DAN AKU SANGAT LEBIH TAKUT KEPADA-NYA. Ellayyin… aku yakin kau
kini sedang tersenyum, karena sesungguhnya kau adalah muslimah yang sholehah,
imanmu begitu kuat, namun sayang kau mau terjebak kala aku menginginkanmu
menjadi kekasih ku.
Ma’afkan aku
yang mungkin terlambat menyadari keputusan indah ini. Ku harap, setelah ini
hubungan silahturahmi kita tetap tersambung, dan yang pasti kita adalah teman,
tidak lebih.
Syukron
katsiron ya Ukhti fillah … semoga kau selalu terjaga oleh penjagaan Allah Yang
jauh lebih SEMPURNA dari penjagaanku…AMIIN
Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Barakallhufikum, J
Ellayyin tak bisa berkata apa-apa, air
matanya terus mengalir dari wajah cantiknya. Ia begitu down hingga tiba-tiba ia
tertidur.
Dua jam berlalu, Umi Ellayyin
membangunkannya dari tidur lelapnya. Beliau meminta Ellayyin untuk segera
mengambil air wudhu, lalu kemudian melaksanakan shalat ashar berjama’ah. Dengan
mata agak tertutup, tanda bahwa Ellayyin masih mengantuk, ia berjalan menuju
kamar mandi untuk berwudhu, lalu ia tunaikan shalat ashar berjama’ah bersama
keluarga.
Dalam shalatnya, Ellayyin teringat akan
Rifki. Sehingga bisa dipastikan shalatnya tidak khusyu’. Yah, Ellayyin terus membayangkan
wajah mantan “pemilik hatinya” itu, hingga sampai pada penghujung do’a-do’anya.
Dia tambahkan sebuah do’a ke dalam deret panjang do’a-do’a yang selalu
dibacanya sehabis shalat.
“Ya Allah, Maha Penguasa Cinta, Ridho’i
lah kami, pertemukan kami hingga sampai pada ujung dermaga cinta sejati dan
berilah kami kemudahan untuk selalu beristhiqomah di jalanMU ya ALLAH… amiiin
..”
Ellayyin bergegas menuju kamar, ia
berniat ingin membalas surat dari saudaranya itu. Sehingga dibacanya kembali
surat tersebut. Kali ini dengan penuh seksama. Tiap-tiap kata ia cerna dengan
proses panjang. Setelah selesai, segera diambilnya buku catatan koleksi ilmu
Pengetahuan tentang Islam.
Ellayyin dengan kecerdasannya mengolah
kata-kata, dengan cepat ia berhasil membuat kata-kata ini.
๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Bukan Itu yg Ku mau…
Bismillaahirrahmaanirrahiim...
Bukan Itu yg Ku mau…
diamku
bukan karena bisu…
tak
melihatmu bukan kumelupakanmu…
acuhkan
kata-katamu bukan kutelah bosan padamu…
Sungguh!...karena kutakut salah niatku padamu..!!! :'))
pesan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: " jangan pernah kau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yg menyalahgunakan cinta hingga berbuat dosa"
[astaghfirullaahu wa'atuubu ilaih]
Sungguh!...karena kutakut salah niatku padamu..!!! :'))
pesan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah: " jangan pernah kau menyalahkan cinta, tapi salahkan mereka yg menyalahgunakan cinta hingga berbuat dosa"
[astaghfirullaahu wa'atuubu ilaih]
Bila
belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam...
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya...
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya...
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya...
kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajaknya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya...
karena
diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu...
menghindarkan
dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu...
karena
diammu bukti kesetiaanmu padanya...
karena
mungkin saja orang yang kau cintai, adalah juga orang yang telah Allah
Subhanahu Wata'ala benar-benar pilihkan untukmu...
Ingatkah
kalian tentang kisah Fatimah dan Ali Radhiyallahu 'anhum? yang keduanya saling
memendam apa yang mereka rasakan...
tapi
pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah...
Karena
dalam diammu tersimpan kekuatan...
kekuatan harapan, kekuatan impian, hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan dan impian itu menjadi nyata...
kekuatan harapan, kekuatan impian, hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan dan impian itu menjadi nyata...
dan
cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata...
bukankah
Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap dan berdo'a
pada-Nya?
Dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam... !!! Iyaa... biarkan... !!!
Dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam... !!! Iyaa... biarkan... !!!
karena
Allah Ta'alaa masih punya rencana dan 'hadiah terindah ' lain untukmu...
jika
dia memang bukan milikmu, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu
dengan memberi rasa yang jauh lebih indah, dan orang yang tepat oleh Allah
Subhanahu Wata'ala…
biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori
tersendiri...
dan
sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu...
Allah
Subhanahu Wata'ala Tata hatimu...
Sudahkah aku pantas untuk dia ? Benar-benar pantas...???
Sudahkah aku pantas untuk dia ? Benar-benar pantas...???
Biarkanlah jiwamu terbang bebas menjalani semua niatmu, yang terpenting, kita perlu berbaik sangka selalu pada Allah Ta'alaa...
Pasangan
kita, adalah cerminan sosok yang hampir mirip dengan kita...
Cintamu
pada orang yang kau cintai dan sayangi, titipkanlah...
Titipkanlah
pada Allah Ta'alaa...
Sebab
hanya Allah Ta'alaa yang Maha Menjaga...
dikala
kau dan dia saling berjauhan...
dikala
kau dan dia saling memendam rindu, ingin bertemu...
Allah
menjaga dengan menenangkan hatimu melalui dzikir dan tadabbur...
Cintamu
pada orang yang sungguh-sungguh kau sayangi, adalah milik-Nya...
DAN…
Nantikanlah
cinta sejatimu di ujung dermaga nan indah itu… J
Walhamdulillaahirabbil'aalamiin,,
Wassalamu’alaikum
warahmatullahiwabarakatuh. Barakallhufikum, J
๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑
๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑๑๑۩๑๑۩۩۞۩۩۞۩۩๑๑۩๑๑
Dan di sepertiga malam, Ellayyin dan Rifki melaksanakan
shalat tahajud di rumah masing-masing. Inilah kekuatan cinta, setelah selesai
menunaikan shalat tahajud 4 raka’at, mereka berdo’a yang pada intinya sama –
sama menginginkan kelak semoga ALLAH, mempertemukan dan menyatukan mereka dalam
indahnya bahtera di ujung dermaga penantian …
Yah, semoga Ellayyin dan
Rifki kelak akan bersatu di bawah naungan pernikahan yang sah dan mereka dapat
bersama-sama menyeru umat manusia untuk melakukan amar ma’ruf, nahi munkar.
Amiin… J
SEKIAN
…TERIMA
KASIH…